Posts

Showing posts from July, 2014

Dari Film : Di Timur Matahari

Image
“Tuhan menciptakan tangan bukan untuk menyakiti. Laki-laki tak boleh memukul wanita, dan wanita tak boleh memukul laki-laki. Wanita diciptakan dari tulang rusuk laki-laki, jika laki-laki menyakiti wanita itu sama dia menyakiti diri sendiri. Dan, Tuhan menciptakan manusia untuk saling mengasihi.” Sepenggal nasihat indah dari seorang mama pada anak laki-lakinya. Awalnya tak mengira bila jalan ceritanya begitu indah. Ada perbedaan, peperangan dan kedamaian. Antara tugas kemanusiaan, antara janji, antara kode etik dan antara-antara lainnya dimana kita harus memilih salah satunya. Ada   Kemandirian, keceriaan dan air mata.  Mereka tak pernah meminta untuk dilahirkan di sana, hingga sampai akhirnya mereka mencintai tanah kelahirannya. Begitu jauh dari ibu kota, seolah tak pernah terjamah, pendidikan apalagi teknologi. Tapi keceriaan tak pernah hilang dari wajah polos mereka. Dengan hitamnya kulit, dengan rambut keritingnya, mereka berkata “kamilah papua”. Adat ma...

Akan Selalu Ada Pelangi Setelah Hujan

Image
Satu persatu kawan bercerita tentang hidup. Dan mereka yang bercerita, mengisahkan hal yang sama padaku. Maaf kawan jika hari ini kisahmu ku tuangkan pada selembar kertas putih. Sedikit mengherankan karena tak ada 1 pun wanita diantara kalian yang bercerita padaku, dan kalian mengeluhkan hal yang serupa tentang hidup. ( Restu) Sebelumnya dia wanita termanis yang pernah aku kenal, dia melengkapi hidupku. Dia berjanji padaku untuk tetap setia padaku. Namun akhir-akhir ini dia berubah, dia kembali dalam kegelapan masa lalunya. Entah sudah berapa kali aku ingatkan dia, sampai akhirnya aku mengancamnya bila ia tetap teguh pada pendiriannya itu. Jujur aku terluka, aku sakit, dalam setiap sujudku pada Illahi aku menangis. Aku hanya ingin dia kembali seperti awal kita bersama. Sudah 2 minggu ini kami tak berkomunikasi, biasanya hampir tiap waktu kami saling memberi kabar, biasanya setiap malam dia menelefonku, tapi tidak untuk kali ini. Kau tau, dia sempat memberikanku beberapa buk...

Aku Hanya Ingin Pulang

Image
Kerinduan akan tawa, kerinduan akan celoteh polosnya tak per n ah aku bisa tampik. Benar kata mereka bila kita akan merasa kehilangan, merasakan kerinduan yang sangat dalam saat orang atau sesuatu itu jauh dari kita atau bahkan tak ada lagi di samping kita. Aku merasakan itu, satu tahun aku terpisah dari orang yang aku sayang, hanya mampu bertemu bersamanya di hari sabtu-minggu. Sisanya aku menyibukkan diriku agar aku tak menangis. Seolah aku melupakan tanggung jawabku, seolah aku melepasnya begitu saja, seolah aku bersenang-senang dengan posisi saat ini. Dan itu semua anggapan orang-orang sekitarku. Aku tak pernah menginginkan ada di kondisiku saat ini, bahkan mungkin bila akubisa meminta, aku memilih untuk tidak dilahirkan di dunia ini oleh Illahi. Jalan yang aku lewati tak pernah lurus dan mulus. Berkelok,penuh kerikil tajam bahkan lubang menganga dimana-mana. Dan tak jarang aku terjerembab ke dalamnya, terluka. Pernah aku berfikir bila yang aku lewati ini adalah hal ...

Romansa Putih Abu-Abu ( 1 )

Image
Baru saja sejenak aku pejamkan mata, setelah aku mampu kendalikan rasa sakit yang mendera. Tapi hingar bingar suara kendaraan dan suara mereka yang berbincang-bincang membuatku terjaga dari tidurku. Ku lirik jam di ponsel yang sedari tadi tak sadar aku genggam. Jam 12:30 siang. Sejenak ku hela nafas panjang untuk mengembalikan kesadaranku. Penasaran, berisik apa sih.  Ku intip dari balik kain usang yang tegantung di kusen pintu, ternyata hanya sekumpulan anak-anak muda yang hari ini baru kembali ke bangku sekolah, kembali mengenyam pendidikan setelah libur panjang yang mereka nikmati 2 minggu terakhir. Aku tersenyum teringat saat aku masih berada di masa usia mereka. Memakai seragam Putih Abu, bangga karena pada masa itu aku beranjak dewasa, boleh pacaran, kata almh mamah ku dulu. Tapi bukan itu, melainkan karena banyak kisah di sana. Suka, duka, tawa dan Air mata. Tiga tahun aku menjalani kehidupanku sebagai murid SMA (2001-2004). Tahun pertama, tahun yang tak meng...

Senja Yang Tak Pernah Membenci Malam

Image
Sehari kemarin langit terus membasahi bumi dengan hujannya. Entah rindu, entah tangis kesedihan. Tak begitu gelap memang, karena masih bisa kulihat setitik cahaya langit. Dan sejak kemarin pula aku hanya mampu berbaring, sesekali terbangun hanya karena aku harus menjalani kewajibanku sebagai seorang ibu. Aku menikmati tiap tetesan air hujan yang jatuh ke bumi dari balik jendela kamarku, pun begitu dengan anakku, sembari mendendangkan lagu milik Sherina dia bertanya “ Ibu kapan hujannya brenti, nanti malem kan kiran mau beli kembang api.” Dan aku menjawab “nanti sore juga brenti qo”. Semalam langit masih tampak mendung, dan perlahan cahaya temaram muncul dari baliknya. Bulan. Aku memang mengagumi senja, karena mentari senja tak pernah sedikitpun marah, sedih dan atau kecewa saat malam menggantikan keindahannya. Tapi aku juga menyukai malam, saat bulan menyembul dari balik awan mendung, dan sinaran sempurnanya menghiasi langit bersama awan yang menggumpal diantara dingin yang di...

Makna Sebuah Kesetiaan

Image
Malam itu selepas shalat tarawih aku berbincang dengan seseorang yang sangat aku hormati. Dengan tubuhnya yang tak lagi kokoh dan giginya yang tak lagi utuh, dengan wajah yang telah keriput ia mulai berkisah. Berkisah tentang masa lalunya, tentang pertama kalinya saat ia bertemu dengan istri tercinta dalam sebuah perjodohan orang tua hingga akhirnya menikah. Beliau berkata saat baru menikah, ada seorang pemuda yang mendatangi rumah untuk bertemu dengan istrinya, mengaku bahwa ia adalah sang kekasih yang akan menikah dengan sang pujaan hati. Tak berhasil membujuk, ia pun berkata pada laki-laki tsb untuk pulang, ia katakan bahwa wanitamu telah menikah dengan laki-laki lain yang telah disiapkan kedua orang tuanya. Disela cerita beliau berkata “ jangan pernah menerima janji dari seseorang atau bahkan membuat janji untuk mau menikah dan menanti laki-laki melamarmu jika memang kamu tak bisa, karena suatu hari ia akan menagih janji itu. Khawatir bila ia tidak menerima kenyataan yang ...

Untuk Mereka

Image
Setelah ramai dengan aksi hujat menghujat para Capres dan Cawapres si A dan si B. Pengguna media sosial kali ini beramai-ramai menghujat para zionis karena penyerangannya pada negeri Palestina. Entah ini sebuah pengalihan atas hebohnya dunia politik di Indonesia atau apa. Tapi sepanjang pengetahuanku, sudah lama kaum Zionis menyerang, membunuh, merusak, meporak porandakan Palestina. Tapi kenapa baru sekarang ramai? Kenapa baru sekarang orang berbondong-bondong menyatakan “Save Our Palestine” atau “Save Children in Gaza”. Maaf jika memang apa yang aku utarakan di sini tak sepaham dengan siapapun. Tapi inilah aku dan inilah pendapatku. Yang mereka butuhkan bukanlah belas kasihan kata-kata tak bermakna, yang mereka butuhkan adalah doa yang tulus, yang mereka butuhkan adalah bantuan materiil dan pastinya mereka membutuhkan bantuan dari seluruh umat muslim di dunia untuk bisa menghentikan peperangan ini. Entah bagaimana caranya, karena PBB pun seolah mendadak buta dan bisu. Aku...

Kau dan Mandalawangi

Image
Semalam senyum itu kusunggingkan dengan perasaan sedikit lega, karena teka-teki yang selama ini belum terpecahkan akhirnya hampir pada batas garis finish. Aku menemukan realita tentang seseorang yang selama ini pergi menghilang meninggalkan jejak dirumahku yang sangat ingin aku lenyapkan. Siang ini aku berencana untuk kembali berkomunikasi dengannya, bukan untuk mengganggu kehidupannya yang lain, hanya karena aku ingin mengembalikan jejaknya yang sempat ia tinggalkan di kediamanku. Tapi, yang kudapati hanyalah senyum getir, ternyata ia telah memutus semua akses untuk aku dapat menyapanya kembali. Dan aku harus memecahkan teka-teki itu kembali dari awal. Terkadang aku ingin berbicara dan mengatakan “ya sudahlah” tapi ada ketidak relaan di sana. Karena, ia membawa separuh dari perjuanganku selama ini, ia membawa sebagian kenangan dari sahabat lama. Aku hanya ingin meminta semuanya kembali.  Karena kenangan tak kan pernah bisa digantikan oleh hal baru apapun itu. Untuk...

Aku, Pena dan Selembar Kertas

Image
Terkadang aku lupa caranya bicara dalam amarahku dan dalam kesedihanku. Aku lebih memilih untuk diam, memendam sendiri apa yang ku rasa, menuangkannya pada secarik kertas, mengisinya dengan tinta hitam tak karuan dan tak jarang aku berbicara lewat air mata. Air mata adalah caraku berbicara saat kata tak mampu aku ucapkan, air mata adalah doa saat aku tak mampu berucap, dan air mata adalah cara menyembuhkan luka yang pernah ada dalam hati. Tulisanku adalah apa yang aku dengar, aku lihat dan aku rasakan. Tak sedikit orang yang menghujat dengan kata Lebay.  Mereka bilang aku lebay, sok puitis, sok philosphyst dan sok pujangga. Tapi aku tak peduli, inilah aku, inilah caraku untuk mengungkap isi hati dan fikiranku, saat tak mampu bicara, saat tak ada kawan yang mau mendengar. Ini sudah lama aku lakukan sebelum tekhnologi hadir begitu canggihnya di bumi pertiwi ini.  Saat aku tak mengerti apa itu handphone, saat aku tak pernah menyentuh apa itu komputer dan laptop. Saa...

Mereka Yang Terlupakan

Image
Namanya sempat tenggelam, tersapu angin selama beberapa tahun (1998-2014). Tak banyak yang tahu siapa dia. Pun begitu dengan aku, hingga pada harinya aku membaca namanya pada salah satu artikel di dunia maya. Widji Tukul . Seniman,sastrawan dan aktivis 1998 yang terlupakan. Hanya beberapa orang saja yang masih mengingat bahkan mencarinya. Dan aku yakin kalian lebih banyak mengetahu tentang sosok Soe Hoek Gie di bandingkan dengan dirinya dan bahkan beberapa aktivis 98 lainnya. Widji Tukul, namanya kembali muncul setelah segelintir orang mengungkit kembali kisah kelam peristiwa semanggi I dan semanggi II. Kisah perjuangan para relawan, mahasiswa, seniman dan para aktivis untuk merobohkan tembok tirani yang menghalangi kebebasan. Aku memang tak banyak mengetahui kisah itu, karena saat semua terjadi usiaku baru 12 tahun. Tak begitu paham, bahkan lebih mengarah pada acuh, yang aku tahu saat itu ribuan orang menginginkan reformasi. Mengakhiri masa kepemimpinan berpuluh tahun lam...

Kau dan Rembulanmu

Image
Terlalu asik aku tenggelam pada dimensi yang tak nyata, semalam. Hingga pada akhirnya aku menepikan pandanganku pada barisan kata-kata yang pernah  sepintas aku baca sebelumnya.  Begitu menusuk dalam. Ku korek kembali barisan kalimat-kalimat yang penuh kisah yang bermakna bagi sang penulis.  Ya, di sana dapat ku temukan sejumput luka, dapat ku rasakan jika ia sakit namun ia tetap bertahan dengan rasa yang ada. Mungkinkan itu yang dinamakan dengan kesetiaan? Ketika rasa sakit terhianati menjalar pada hati, namun rasa yang lain menutupi untuk samarkan luka, agar mampu bertahan. Tak habis fikir kadang dengan jalan fikirannya. Firasat yang ia miliki begitu kuat. Bila bukan dia, mungkin indahnya rembulan itu telah ia tinggalkan dan memilih untuk tidur. Namun ia tetap menatapnya, hingga fajar menjelang. Dan ketika senja hadir, ia mengatakan pada langit jingga, bila hadirnya sedikit mengobati kerinduan pada imajinasi. Tapi, senja hanyalah senja. Kehadirannya han...

Senja

Image
Seperti mentari yang perlahan kembali ke peraduannya. Dan membentuk jingga, Mentari Senja. Seperti daun yang perlahan jatuh dari rantingnya. Begitupun aku, Seiring dengan waktu yang terus berputar Kan ku alami masa dimana langit menjadi senja. Daun menjadi rapuh. Masa senjaku. Satu angka bertambah pada usiaku hari ini. Satu hela nafas berkurang dari hidupku hari ini Namun satu, bahkan berjuta harapan tumbuh dalam diri hari ini. Terimakasih atas setiap doa terbaik yang dipanjatkan untukku. Untuk setiap harapan dan asa yang terucap kepadaku. Semoga Allah mengabulkan doa-doa mu sahabat. Membalas kebaikan dengan hal yang terbaik dan terindah hari ini dan nanti. Aamiin. -Giey- (Mentari Senja) Senin, 07 07 86