Aku Hanya Ingin Pulang
Kerinduan akan tawa, kerinduan akan celoteh
polosnya tak pernah aku bisa tampik. Benar kata mereka bila kita akan merasa kehilangan,
merasakan kerinduan yang sangat dalam saat orang atau sesuatu itu jauh dari
kita atau bahkan tak ada lagi di samping kita.
Aku merasakan itu, satu tahun aku terpisah dari orang yang aku sayang, hanya mampu bertemu bersamanya di hari sabtu-minggu. Sisanya aku menyibukkan diriku agar aku tak menangis.
Aku merasakan itu, satu tahun aku terpisah dari orang yang aku sayang, hanya mampu bertemu bersamanya di hari sabtu-minggu. Sisanya aku menyibukkan diriku agar aku tak menangis.
Seolah aku melupakan tanggung jawabku,
seolah aku melepasnya begitu saja, seolah aku bersenang-senang dengan posisi
saat ini. Dan itu semua anggapan orang-orang sekitarku.
Aku tak pernah menginginkan ada di kondisiku saat ini, bahkan mungkin bila akubisa meminta, aku memilih untuk tidak dilahirkan di dunia ini oleh Illahi.
Aku tak pernah menginginkan ada di kondisiku saat ini, bahkan mungkin bila akubisa meminta, aku memilih untuk tidak dilahirkan di dunia ini oleh Illahi.
Jalan yang aku lewati tak pernah lurus
dan mulus. Berkelok,penuh kerikil tajam bahkan lubang menganga dimana-mana. Dan
tak jarang aku terjerembab ke dalamnya, terluka.
Pernah aku berfikir bila yang aku lewati ini adalah hal terburuk bahkan lebih buruk dari yang mereka alami diluar sana. Dan pernah aku berfikir bahwa aku tak kan pernah bisa melewati ini semua dan kemudian tersenyum walau hanya sesaat.
Pernah aku berfikir bila yang aku lewati ini adalah hal terburuk bahkan lebih buruk dari yang mereka alami diluar sana. Dan pernah aku berfikir bahwa aku tak kan pernah bisa melewati ini semua dan kemudian tersenyum walau hanya sesaat.
Tapiaku salah, ternyata aku mampu melewati
jalanan berbatu nan berkelok itu sampai pada titik check point yang pertama,
kedua, ketiga dan seterusnya. Walau harus terjatuh kemudian bangkit, jatuh dan
bangkit, tapi disela rasa sakit itu terselip senyum kebahagiaan yang aku
dapatkan dari orang-orang yang menyayangiku. Satu fase lagi harus aku lewati
dan aku harus mampu melewati itu kali ini dengan senyuman, bukan dengan air
mata.
Aku masih memiliki semangat dan tawa dari
seseorang yang sangat aku sayang. Gadis belia yang suatu hari nanti kan
beranjak dewasa,ya hanya karenanya lah aku mampu bertahan berdiri hingga hari
ini. Dia spiritku satu-satunya. Dia yang mendewasakanku, dia yang selalu
membuatku terus untuk tersenyum, tertawa bahkan menangis bahagia. Dan bila tiba
masanya nanti saat aku kembali bersamanya, melewati sisa usiaku bersamanya. Aku hanya ingin
pulang dengan kedamaian.
Comments
Post a Comment