Romansa Putih Abu-Abu ( 1 )
Baru saja sejenak aku
pejamkan mata, setelah aku mampu kendalikan rasa sakit yang mendera. Tapi hingar
bingar suara kendaraan dan suara mereka yang berbincang-bincang membuatku
terjaga dari tidurku. Ku lirik jam di ponsel yang sedari tadi tak sadar aku
genggam. Jam 12:30 siang. Sejenak ku hela nafas panjang untuk mengembalikan
kesadaranku. Penasaran, berisik apa sih. Ku intip dari balik kain usang yang tegantung
di kusen pintu, ternyata hanya sekumpulan anak-anak muda yang hari ini baru
kembali ke bangku sekolah, kembali mengenyam pendidikan setelah libur panjang
yang mereka nikmati 2 minggu terakhir.
Aku tersenyum teringat
saat aku masih berada di masa usia mereka. Memakai seragam Putih Abu, bangga
karena pada masa itu aku beranjak dewasa, boleh pacaran, kata almh mamah ku
dulu. Tapi bukan itu, melainkan karena banyak kisah di sana. Suka, duka, tawa
dan Air mata.
Tiga tahun aku menjalani
kehidupanku sebagai murid SMA (2001-2004).
Tahun pertama, tahun yang tak
mengenakkan bagiku. Aku baru menikmati fase itu, fase dimana aku ingin mencoba
untuk menorehkan prestasi di sekolahku melalui kegiatan ektrakurikuler yang aku
pilih, Basket. Setelah sebelumnya beberapa anak Paskibraka gagal membujukku
untuk mengikuti jejak mereka. Tapi ternyata Tuhan berkehendak lain. Baru sejenak
aku menjalani sesi latihan bersama sebagai pebasket putri, sakit menderaku.
Migrain. Sakit kepala yang hanya dirasakan satu sisi saja, sedangakan sisi yang
lain tak merasakan sakit apapun dan itu sangat menyiksa. Hampir tiap hari aku
mengkonsumsi obat penghilang rasa sakit, tak pernah terlewat. Dan karena hal
inilah aku memutuskan untuk keluar dari Tim. Berat rasanya, semua kawan Basket
pun menyayangkan aku. Pun begitu dengan sang Pelatih yang adalah sparing
partner kakakku. Dia bilang “ Tak perlu keluar tie, kita masih butuh kamu,
tetaplah latihan, jika sakit istirahat, tapi jangan keluar dari Tim”. Nanar
mataku menatap satu persatu wajah kawan-kawan dan pelatihku, dan ku jawab “
Maaf bang, aku gak bisa lanjutin ini, maaf. Aku yakin, tanpa aku teman-teman
masih bisa menorehkan prestasi untuk Tim dan Sekolah kita”. Dan selanjutnya aku
berlalu dari hadapan mereka tanpa aku menoleh lagi.
Tahun kedua, sakitku
semakin menjadi, belum selesai dengan permasalahan kepalaku. Aku terserang
typhus yang mengharuskan ku istirahat selama 1 bulan. Tapi aku masih bersyukur,
karena sakitku datang saat aku selesai ujian akhir kelas dan disambung dengan
liburan kenaikan. Walau hasilnya liburanku dihabiskan di tempat tidur dan ditemani
pisang satu tandan. Ya hanya pisang yang boleh aku makan saat itu, teman minum
obat kata dokter. Saat liburan telah usai, aku masih belum bisa masuk kelas. Syukurku,
aku memiliki kawan yang baik. Mereka mau mencarikanku bangku tempat duduk untuk
ku belajar saat aku masuk nanti. Siapapun yang menempati kursiku diusir oleh
mereka tak peduli kenal atau tidak (hahaha
you are my best friends guys- Maryam, Bhekti, Inggit and Dian). Dan setelah berjalan, tak pernah aku
lewati upacara pagi hari senin dengan tidak pingsan di tengah acara. Migrain
ini sungguh menyiksaku, entah sudah berapa kali aku tak sadarkan diri setiap
upacara dan olah raga berlangsung. Parah. Ada hal terindah di tahun ke dua ini,
saat Guru Bahasa Indonesiaku meminta kami untuk membuat pagelaran drama satu
babak (gagal kelompokku, hehehe). Dimana aku berperan sebagai cewe yang
menyukai sesama jenis dan aku sebagai sang cowo, selain itu akupun junkies. Sibuk
mencari kostum guna mendalami peran yang diberikan akhirnya selesai. Dan semua
mata kawan sekelas tertuju padaku saat aku berganti kostum. “Huwaaaaaa yanti
kamu cakep banget,... coba kamu cowo, aku mau jadi pacar kamu...!” (cuek
sembari mencium pipi dan memelukku) itu Heni, cewe yang memang terobsesi ingin
punya pacar ganteng. Sedangkan teman yang lain hanya melongo. Entah karena
takjub liat penampilanku entah juga karena mereka sama seperti Heni ingin aku
menjadi pacar mereka,hahaha.
Usai pementasan P.Edi sang guru hanya berkata, kamuflase terbaik itu adalah
yanti. Penampilannya benar-benar mirip laki-laki. Dan di tahun ini nilai
ujianku hampir semua hancur, kecuali mata pelajaran yang aku senangi.
Biologi,Kimia dan B.Inggris. Sisanya pas-pas an.
Comments
Post a Comment