Mahar dan Ilmu
"Keberanian udah ada, Orang tua dah setuju, Mahar dah Siap, tinggal Ijab-Qabul..."
"Ilmu bagaimana...????"
"Mmmm... "
Kata orang dulu, menikah itu gak cuma perlu mahar, restu dsb, ada hal yang juga penting, yaitu Ilmu. Ilmu apa sih? Ilmu tentang pernikahan, tentang toleransi dan ilmu yang lainnya, yang menyangkut hubungan satu dan lain. Tapi gak banyak sih yang paham dengan ilmu itu, termasuk saya. Lalu kenapa bahas ini? Gak bahas mendasar secara formil, tapi cuma berdasarkan pengalaman saja. Baik dari diri sendiri, saudara, atau teman. Banyak hal yang terlihat sepele atau bahkan disepelekan. Pengalaman kemarin mungkin banyak memberiku pelajaran berharga, tentang mencintai-dicintai, menghargai-dihargai, dan tentang hal lainnya.
Terkadang kita lupa atau bahkan egois, menganggap benar apa yang telah kita lakukan dan kita bicarakan. Tentang saling mengerti, terkadang terabaikan. Sama-sama hanya ingin dimengerti tanpa ingin mengerti. Pernah ada yang mengatakan "Ridha istri ada pada ridha suami", benar. Dan ketika sang wanita berkata "Ridha suami ada pada ridha istri." Seketika sang pria membantah. "Bukan, ridha laki-laki itu ada pada ibunya."
Keduanya tak salah menurutku, untuk yang masih punya ibu, ridha kita memang ada pada ibu. Tapi saat kita sudah memiliki pasangan ridha kita pun ada pada pasangan kita. Qo bisa? di bikin bisa (hehehe). Siapa yang mendoakan suami saat kerja? Siapa yang mendoakan suami saat berada diluar rumah? Ia adalah istri, wanita yang menjadi pasanganmu, wanita kedua setelah Ibumu. Begitu juga sebaliknya hal ini berlaku untuk sang wanita. Ketika akan meminta izin pergi terangkan dengan baik. Saat pasangan bertanya, jawablah dengan baik. Dan ketika tidak memberikan izin, jelaskan apa, kenapa dan bagaimana.
Mungkin pernah ada yang mengalami kebesaran Tuhan atas kata "Ridha" dari pasangan kita. Saat sang istri tidak Ridha dengan yang dilakukan suami, dan ia memanjatkan doanya pada sang Pemilik Hati. Pada saat yang tepat Tuhan menunjukkan kebesaran Nya, mengabulkan doa, dan memberikan pelajaran yang sangat berharga untuk kita renungkan.
Ada yang suka nonton sinetron "Sakinah Bersamamu?" ada hal yang indah di sana. Banyak hal yang dapat dipelajari, baik dari tokoh riri dan sang suami, atau tokoh yang lain. Belajar tentang kesetiaan, tentang saling melengkapi, tentang saling menghormati dan menghargai pasangan kita.
Saat kita ada masalah dengan pasangan kita, bolehkah curhat dengan orang lain?saudara misalkan?
Boleh, tapi bukan menceritakan aib, dan ceritalah pada orang yang memang benar bisa memegang amanah, cerita pada orang yang bisa dipercaya dapat menentramkan bukan memperkeruh, cerita pada orang yang memiliki ilmu yang lebih tentang apa yang menjadi permasalahan, cerita pada orang yang tepat intinya. Tapi, apakah ada? mungkin ada, hanya saja 1 banding berapa entah. Sebaik-baik tempat kita bercerita adalah saat kita bersimpuh di hadapan Tuhan, Ia yang Maha Mengetahui apa yang terjadi dengan kita dan memberikan sesuatu yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan. Aib suami adalah aib istri, begitupun sebaliknya. Hal terbaik adalah tidak menceritakan apapun yang terjadi kepada siapapun, terkecuali jika benar-benar membutuhkan orang untuk mendamaikan, saat perselisihan tidak dapat diselesaikan dengan hanya berdua.
Kita yang memilihnya untuk menjadi pasangan kita, baik buruknya adalah hal yang harus kita simpan baik-baik.
Namun saat kita tak mampu lagi untuk bertahan, mintalah petunjuk pada Tuhanmu, jawaban atas pertanyaanmu dari Nya adalah yang terbaik. Jika memang harus melepasnya, maka lepaskanlah.
Tuhan tidak akan pernah ingkar janji. Tuhan tidak akan pernah membiarkan kita terus menangis tak bahagia. Tuhan itu adil. Tuhan pernah berkata
"Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)" (QS. An-Nuur : 26)
Jadi, untuk yang belum menikah, masih ada kesempatan untuk menabung, belajar memperbaiki diri, untuk bisa menjadi yang terbaik. Bagi yang sudah menikah, masih ada kesempatan untuk sama-sama belajar dengan pasangan agar menjadi keluarga yang Sakinah Mawadah dan Warrahmah.
Mohon maaf dan koreksinya jika ternyata apa yang aku tulis hari ini adalah sebuah kekeliruan besar. Ini hanya pengalaman atas apa yang telah terjadi pada kehidupanku sendiri. Minim ilmu hingga akhirnya terjerembab dalam lembah hitam nan gelap. Hingga hari ini, aku masih belajar, dan akan terus belajar sampai aku benar-benar tak mampu lagi untuk belajar.
Terimakasih untukmu yang telah memberiku pelajaran sangat berharga dalam hidup. Aku memang tak sempurna dan tak bisa menjadi sempurna karena aku bukanlah Tuhan.
-Giey-
13.07.2015 (20:47)
"Ilmu bagaimana...????"
"Mmmm... "
Kata orang dulu, menikah itu gak cuma perlu mahar, restu dsb, ada hal yang juga penting, yaitu Ilmu. Ilmu apa sih? Ilmu tentang pernikahan, tentang toleransi dan ilmu yang lainnya, yang menyangkut hubungan satu dan lain. Tapi gak banyak sih yang paham dengan ilmu itu, termasuk saya. Lalu kenapa bahas ini? Gak bahas mendasar secara formil, tapi cuma berdasarkan pengalaman saja. Baik dari diri sendiri, saudara, atau teman. Banyak hal yang terlihat sepele atau bahkan disepelekan. Pengalaman kemarin mungkin banyak memberiku pelajaran berharga, tentang mencintai-dicintai, menghargai-dihargai, dan tentang hal lainnya.
Terkadang kita lupa atau bahkan egois, menganggap benar apa yang telah kita lakukan dan kita bicarakan. Tentang saling mengerti, terkadang terabaikan. Sama-sama hanya ingin dimengerti tanpa ingin mengerti. Pernah ada yang mengatakan "Ridha istri ada pada ridha suami", benar. Dan ketika sang wanita berkata "Ridha suami ada pada ridha istri." Seketika sang pria membantah. "Bukan, ridha laki-laki itu ada pada ibunya."
Keduanya tak salah menurutku, untuk yang masih punya ibu, ridha kita memang ada pada ibu. Tapi saat kita sudah memiliki pasangan ridha kita pun ada pada pasangan kita. Qo bisa? di bikin bisa (hehehe). Siapa yang mendoakan suami saat kerja? Siapa yang mendoakan suami saat berada diluar rumah? Ia adalah istri, wanita yang menjadi pasanganmu, wanita kedua setelah Ibumu. Begitu juga sebaliknya hal ini berlaku untuk sang wanita. Ketika akan meminta izin pergi terangkan dengan baik. Saat pasangan bertanya, jawablah dengan baik. Dan ketika tidak memberikan izin, jelaskan apa, kenapa dan bagaimana.
Mungkin pernah ada yang mengalami kebesaran Tuhan atas kata "Ridha" dari pasangan kita. Saat sang istri tidak Ridha dengan yang dilakukan suami, dan ia memanjatkan doanya pada sang Pemilik Hati. Pada saat yang tepat Tuhan menunjukkan kebesaran Nya, mengabulkan doa, dan memberikan pelajaran yang sangat berharga untuk kita renungkan.
Ada yang suka nonton sinetron "Sakinah Bersamamu?" ada hal yang indah di sana. Banyak hal yang dapat dipelajari, baik dari tokoh riri dan sang suami, atau tokoh yang lain. Belajar tentang kesetiaan, tentang saling melengkapi, tentang saling menghormati dan menghargai pasangan kita.
Saat kita ada masalah dengan pasangan kita, bolehkah curhat dengan orang lain?saudara misalkan?
Boleh, tapi bukan menceritakan aib, dan ceritalah pada orang yang memang benar bisa memegang amanah, cerita pada orang yang bisa dipercaya dapat menentramkan bukan memperkeruh, cerita pada orang yang memiliki ilmu yang lebih tentang apa yang menjadi permasalahan, cerita pada orang yang tepat intinya. Tapi, apakah ada? mungkin ada, hanya saja 1 banding berapa entah. Sebaik-baik tempat kita bercerita adalah saat kita bersimpuh di hadapan Tuhan, Ia yang Maha Mengetahui apa yang terjadi dengan kita dan memberikan sesuatu yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan. Aib suami adalah aib istri, begitupun sebaliknya. Hal terbaik adalah tidak menceritakan apapun yang terjadi kepada siapapun, terkecuali jika benar-benar membutuhkan orang untuk mendamaikan, saat perselisihan tidak dapat diselesaikan dengan hanya berdua.
Kita yang memilihnya untuk menjadi pasangan kita, baik buruknya adalah hal yang harus kita simpan baik-baik.
Namun saat kita tak mampu lagi untuk bertahan, mintalah petunjuk pada Tuhanmu, jawaban atas pertanyaanmu dari Nya adalah yang terbaik. Jika memang harus melepasnya, maka lepaskanlah.
Tuhan tidak akan pernah ingkar janji. Tuhan tidak akan pernah membiarkan kita terus menangis tak bahagia. Tuhan itu adil. Tuhan pernah berkata
"Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)" (QS. An-Nuur : 26)
Jadi, untuk yang belum menikah, masih ada kesempatan untuk menabung, belajar memperbaiki diri, untuk bisa menjadi yang terbaik. Bagi yang sudah menikah, masih ada kesempatan untuk sama-sama belajar dengan pasangan agar menjadi keluarga yang Sakinah Mawadah dan Warrahmah.
Mohon maaf dan koreksinya jika ternyata apa yang aku tulis hari ini adalah sebuah kekeliruan besar. Ini hanya pengalaman atas apa yang telah terjadi pada kehidupanku sendiri. Minim ilmu hingga akhirnya terjerembab dalam lembah hitam nan gelap. Hingga hari ini, aku masih belajar, dan akan terus belajar sampai aku benar-benar tak mampu lagi untuk belajar.
Terimakasih untukmu yang telah memberiku pelajaran sangat berharga dalam hidup. Aku memang tak sempurna dan tak bisa menjadi sempurna karena aku bukanlah Tuhan.
-Giey-
13.07.2015 (20:47)
Comments
Post a Comment