Mungkinkah Aku Bisa? (Hijrah)
Kemarin sore ceritanya sih reunian sama temen-temen kuliah 3 orang (4 denganku) di salah satu mall di kota kelahiran, geng jaman kuliah kalo kata abg sekarang. Dan ternyata gak banyak berubah, kecuali satu orang, yang awalnya gak pernah pake gamis, sekarang pake, cuma ya gitu belum istiqomah, masih suka lepas pake (atasnyaaa), sama kayak aku (tapi klo di rumah). Sisanya masih dengan penampilan yang sama, termasuk aku, yang kata pypy (sebut saja begitu), masih tetep tomboy gak pernah dendes alias dandan. Ngobrol ketawa-ketiwi akhirnya sadar kalo pada haus, aku sih masih harus nahan diri menunggu adzan maghrib,hehehe. Akhirnya jalan deh ke salah satu resto cepat saji BMK, disebut cepat saji karena kita gak masak sendiri,hahaha.
Liat-liat menu (cuma liatin aja), menjelang maghrib baru deh pada pesen. Gak ada yang aneh dan unik, standar menu fastfood. Pandanganku terusik oleh 4 gadis manis yang ada disamping, para hijaber, awalnya sih biasa, tapi lama kelamaan jadi merasa luar biasa, agak sedikit aneh. Kenapa? karena salah satu dari mereka ada yang tumpang kaki (not like women) dan itu sampe kakinya keliatan, mungkin dirinya tak sadar mungkin juga lupa, entahlah. Tapi, ini jadi bikin nilai minus. Afwan bukannya ngejudge yaa... karena aku juga masih jauh dari hijab syari, masih seneng pake celana jeans kemana-mana, hanya saja yang aku tau hijaber itu anggun, walo hijab itu bukan halangan untuk tetap menjadi diri sendiri.
Lupakan mereka, kembali ke acara reunian. Ada 2 orang kawanku yang belum menikmati kursi pelaminan, kalo yang satu udah ada calon, yang satu lagi sepertinya belum ada. Waktu ngobrol santai sambil liat orang lalu-lalang, aku sempet nyletuk "pusing di sini, liatin orang lewat, gak ada yang ganteng pula." dan si Rosa (sebut aja gitu) bilang "ah sekarang gak perlu ganteng, yang penting punya banyak duit". Aiihhh bengonglah kita, ternyata dia berubah,hahaha...
Selesai makan kita pulang, lebih tepatnya cari musholla untuk shalat. Dan Rosa pergi ke bioskop nonton sama berondongnya. Berjalan menuju lorong dan tangga, ketemu lagi dengan perempuan berhijab. Kali ini ia berjalan dengan laki-laki, mungkin adiknya,kakaknya atau sekedar kawan, entah. Tapi yang pasti ia terlihat lebih anggun, manis malah.
Lepas shalat maghrib, aku dan 2 orang kawanku duduk-duduk di teras depan pintu masuk mall, biasa kembali ngerumpi. Emang dasar cewe, pantes aja kalau penghuni terbanyak neraka itu adalah perempuan, gimana enggak, orang baru aja salam-salaman, minta maaf eeh dah ngerumpiin orang lagi, temen sendiri pula,. haduuh... tapi bukan cewe kali ya kalo gak gitu,hahaha... Asik ngobrol, lewatlah bidadari hitam manis di depanku, sembari mikir siapa ya?? ketemu dan spontan aku panggil namanya "De..!" Swing.. yang punya nama nengok, dan terjadilah adegan film drama, berpelukan. Ketemu kawan lama, kawan SMP sekaligus kawan SMA, masih seperti yang dulu kalem, apalagi sekarang udah punya suami dan anak, makin kalem, ademmm...
Tukeran no hape lalu pamit, dia menyusul keluarganya yang sudah lebih dulu jalan memasuki mall. Dan aku kembali pada 2 makhluk yang disebut cewe yang duduk bengong tepat dibelakang aku berdiri. Gak lama ngobrolin ban kempes, akhirnya mereka berdua pamit, sedang aku kembali masuk ke mall untuk berburu buku, ada bazar murah, biasa nyari buku murah yang walau isinya suka ngalor ngidul bikin gak asik untuk dibaca, tapi lumayan aja deh buat ngisi waktu senggang daripada bengong melongo gak karuan.
Muter-muter,ubek-ubek buku akhirnya nemu 4 buku yang entah isinya apa, kalo dibaca dari sinopsis di cover bukunya sih sedikit menarik, gak tau deh isi ceritanya seperti apa, embat dulu ajah, hihihi.
Pulang ke rumah bawa 4 buku itu rasanya bikin pengen cepet masuk kamar dan bongkar isi dalam kantong plastik. Tapi, gak bisa gitu, karena pulang larut jadi mau gak mau aku nemenin bapakku dulu nonton sinetron kesayangannya "7 Manusia Harimau." Walau gak gitu suka tapi dibikin suka ajah, biar bisa ngikutin kalo bapak lagi cerita,hahaha.
Sinetron beres, saatnya masuk kamar dan bongkar muatan daypack. Lagi-lagi cuma liat cover, yang dibuka itu lepi kesayangan,muehehe.Ada postingan yang cukup mengusik fikiranku. Tentang hijrah, awalnya sih cuek bebek, karena aku tetep asik berselancar membalas komenan kawan satu per satu. Tapi setelah aku tutup laptopku,aku malah gak bisa tidur, sampe akhirnya alarm untuk jadwal sahur berbunyi. Bangun, bikin telor ceplok,sahur, lalu masuk kamar lagi untuk kembali membuka lepi, dan kali ini lagi-lagi kutemukan postingan yang malam tadi berhasil bikin aku gak bisa tidur. Gak cuma 1 orang yang posting dengan tema yang sama tapi 2 orang atau mungkin bisa lebih, hanya saja pagi ini aku cuma liat postingan 2 orang teman saja.
Hijrah, kata yang dibenakku cuma cerita, cerita tentang perjalanan Rasul. Tapi ternyata bukan cuma itu, hijrah bukan melulu tentang perjalanan dari satu tempat ke tempat yang lain, dari satu kota ke kota lain, dari satu negara ke negara lain, tapi lebih karena perjalanan dari yang tak baik menjadi lebih baik.Aku menghela nafas panjang, memejamkan mata, mungkinkah?
Masih ada ketidakyakinan pada diri jika aku bisa, tapi komentar dari kawan diluar sana yang terus menyemangatiku membuatku berfikir keras. Jujur aku masih ingin menjadi diriku yang sekarang dengan pakaian yang buatku nyaman, tapi terkadang aku juga ingin bisa menjadi seperti mereka yang terlihat lebih anggun dengan hijab syari nya. Ah masih belum bisa yakin. Adzan subuh sayup terdengar jelas semakin jelas. Beranjak dari tempatku duduk, dan kemudian mengambil wudhu, dalam shalat kembali ku yakinkan hati, mungkinkah,bisakah atau sanggupkah aku hijrah? Lepas shalat kembali aku terdiam, masih belum yakin. Aku masih nyaman dengan diriku hari ini, masih dan masih.Simple gak pake ribet mesti pake pakaian yang double-double nambah cucian dan setrikaan.
Dan sampai sekarang 2 sisi hati masih bersilang pendapat. Aku pernah mencoba berpakaian macam itu saat kuliah bahkan saat ke kantor, dan aku belum menemukan rasa nyaman darinya. Bahkan aku malah semakin terlihat culun, macam emak-emak mau pergi ke pengajian atau ke pasar, karena sepertinya aku salah kostum, tadinya mau ngikutin jejak okki setiana dewi tapi aku tak secantik dia,hahaha... Dan bukan hanya tentang berpakaian tapi juga bersikap, karena rasanya tak mungkin jika pakaian sudah hijrah tapi sikap, sifat dan tingkah laku masih petakilan macam preman pasar, berat itu beraat. Aku memang seorang ibu dengan satu putri tapi aku masih nyaman dengan tidak berpura-pura anggun keibuan, sekalipun aku sedang bersama putriku, aku tak melulu menjadi ibunya tapi lebih seperti ayahnya, tantenya, kakaknya atau bahkan kawannya, bahkan bisa jadi macam musuhnya,hahaha (kidding) dan menilik itu semua sepertinya aku belum benar-benar ingin hijrah. Tuhan, maafkan aku. Mungkin aku kan belajar perlahan, semua butuh waku, butuh proses yang pastinya sangat panjang. Tidak instan yang nantinya malah menjadi hal yang lebih salah. Karena aku ingin hijrahku dari hati, bukan karena ikut-ikutan tetangga sebelah, atau ikut-ikutan orang lewat yang sama sekali tak ku kenal. Terlebih karena masa laluku yang tak sebaik yang mereka ketahui.
Aku masih berdoa dan terus berdoa, meyakinkan hati mungkinkah aku bisa Hijrah?
-Giey-
21072015 (06:15)
Comments
Post a Comment