Selarik Kata Putus Asa
Sadarku aku bukan siapa-siapa, aku cuma pencari perhatian orang-orang disekelilingku agar aku dikenal banyak orang, bukan begitu kawan?
Sindiran itu menohok bagian terdalam diri ini. Mungkin memang begitu cara mereka menyapaku. Tapi ya sudahlah, mungkin ini konsekuensi yang harus aku terima. Mungkin sudah waktunya aku untuk pergi, mundur teratur secara perlahan.
Terimakasih bumi pertiwi, kau telah ajarkan ku keindahan dalam hidup. Terimakasihku karena kau beri kesempatan padaku untuk menikmati anugerah terindah Tuhan. Tetaplah indah dan tetaplah berseri wahai Bumi. Dan untukmu duhai sang langit, terimakasihku karena telah kau beri waktu untukku menikmati senjamu, kau telah ajarkan ku keikhlasan dalam hidup. Terimakasihku karena kau tunjukkan padaku kebesaran Illahi. Tetaplah bersinar dan tetaplah sirami bumi dalam tiap bait doamu.
Giey
25 Maret 2015
Comments
Post a Comment