Satu Nyawa (Tentang Mimpi)
Dua malam yang lalu, aku seperti diingatkan lagi oleh Tuhanku melalui mimpi, ada satu ayat di sana, sayang aku lupa. Yang aku ingat ada beberapa nyawa yang pada waktunya dikumpulkan menjadi satu dalam sebuah ruangan, dan kau tau, aku mengantarkan satu nyawa ke tempat itu dengan sedikit terlambat. Aku meminta mereka yang menjaga membukakan pintu, memohon. Permintaanku dikabulkan. Semua yang ada dalam ruangan itu memuji nama Nya, membacakan satu ayat. Dan kemudian semua menghilang.
Aku terbangun, dan saat itu juga aku terlintas lagu seorang penyanyi religi yang biasanya diputar saat Ramadhan, sangat jelas.
"Allah engkau dekat Penuh kasih sayang Takkan pernah engkau biarkan hamba Mu menangis..."
" Allah Rohman Allah Rohim ,Allahu Ya Ghofar Ya Nurul Qolbi Allah Rohman Allah Rohim Allahu Ya Ghofar Ya Nurul Qolbi"
(Opick-Cahaya Hati)
Sudah beberapa hari ini pula aku lebih merasa nyaman untuk mendengarkan alunan lagu religi. Ya Tuhan memang sedang mengingatkan aku, tentang "hal yang sementara". Satu persatu benda yang dipinjamkan ke padaku diambil pemiliknya, dan memang harus dikembalikan karena bukan milikku. Pun begitu dengan kehidupanku, suatu hari nanti semua kan meninggalkanku dan aku pun kan kembali pada pemilikku. Dan sepertinya Ia menginginkan aku kembali pada Nya.
"Bagaimana kau merasa bangga akan dunia yang sementara
Bagaimanakah bila semua hilang dan pergi meninggalkan dirimu"
(Opick-Bila Waktu)
Ujian demi ujian yang kuhadapi mungkin belum cukup untuk menghapus dosa-dosaku dimasa lalu. Kawanku benar saat ia mengatakan dalam sebuah tulisannya tentangku
"...seperti ada yang mengganjal. Seperti ada lara diantara ceria foto-foto yang dipasang pada akun facebooknya."
Manusiawi rasanya jika terkadang aku menangis, menangisi banyak hal. Sudah menjadi sifat manusia pada umumnya, mereka akan lebih dekat pada sang pencipta saat kegundahan menyentuh hatinya, pun begitu dengan aku. Yang kemudian menjadi lupa saat kesenangan menyapa diri.
Kali ini aku hanya mampu menghela nafas panjang, menahan air mata yang sedari tadi ingin menetes. Tuhan sayang padaku, tak pernah sekalipun Ia bosan mengingatkanku akan kehadirann Nya. Tak pernah sekalipun Ia berpaling ketika sesaat aku mendekati Nya dan lalu kemudian melupakan Nya. Tapi Ia selalu ada untukku. Terimakasih Tuhan telah beriku kesempatan untuk yang kesekian kalinya.
Dan suatu hari nanti, jika tubuh ini tak lagi bernyawa. Aku hanya inginkan kepergianku pada masa aku selalu setia pada Nya.
-Giey-
27.11.2014 (19:00)
Comments
Post a Comment