Kisah Mereka (Tersenyumlah ia Berujar)

Hari ini aku melihat kekhawatiran dari sang anak perempuan, entah kenapa, dia hanya terdiam, sedikit berjalan cepat bahkan berlari kecil saat meninggalkan halaman kantor, padahal yang aku tau ia sedang meeting.

Setibanya di rumah sang anak langsung berlari ke dalam, bibir mungilnya memanggil sang ayah, ia temukan sang ayah d depan sedang menyapu, seolah tak ada apa-apa. Tapi sang anak tau telah terjadi sesuatu pada sang ayah, dan ia bertanya "Kenapa?"
Seketika itu pula sang ayah menangis,sang anak merangkul kedalam dan lalu sang ayah menangis sejadinya. Semula aku tak tau apa yang menyebabkan mereka menangis, hingga akhirnya aku mendengar salah satu nya bercerita dengan air mata.

"Bapak gak sanggup, bapak mau pulang, bapak sakit. Sudah cukup semuanya, ini sudah terulang untuk entah yang ke berapa kalinya"

Aku melihat sang anak hanya diam menahan tangisnya agar tak pecah. Dia berusaha tenang agar ia bisa menenangkan sang ayah, sekalipun air matanya tak bisa ia tahan.Dan satu kata yang mampu ia ucapkan hanyalah kata "Sabar"

Aku memang tak tau pasti apa yang menyebabkan sang ayah menangis tersedu, tapi setidaknya itu sudah menjelaskan jika sang ayah terluka. Sangat terluka. Tapi bukan dia jika tak bisa membuat sang ayah tersenyum tenang. Ia biarkan sang ayah menangis dan lalu ia berkata apa yang seharusnya ia katakan.

Setelahnya, ia beri kabar anak laki-laki yang juga selalu menjaga sang ayah dari kejauhan sana. Saat sang anak laki-laki berbincang, sang ayah sudah terlihat lebih tenang, bahkan sudah bisa tertawa terbahak.

Aku lega, begitupun dengan wajah sang anak perempuan, sekalipun matanya tak dapat membohongiku. Seperti memikul beban yang lumayan berat untuk ukuran perempuan seperti dia. Walaupun di luar sana ada yang lebih dari dia, tapi bagiku beberapa hal yang terjadi dalam hidupnya adalah hal yang luar biasa, yang belum tentu akupun sanggup melewatinya, memikulnya sendiri.

Mungkin dia cengeng, tapi tidak bagiku, aku selalu melihatnya tertawa seolah tanpa beban saat ia berada bersama kawan-kawannya, tapi mungkin tidak saat ia sedang sendiri.

Tempaan demi tempaan membuatnya semakin kuat, dan aku yakin Tuhan pasti telah miliki rencana indah untuknya, sangat indah.

Ia pernah berkata

"Tetaplah tersenyum karena dengan tersenyum berkuranglah satu beban fikiranmu saat itu."





 -Giey-
23.10.2014 (23:00)








Comments

Popular posts from this blog

Hhhh...

Romansa Putih Abu-Abu ( 1 )

Tarian Jemariku