Tuhan Jangan Biarkan Aku Membencinya, Cukup Saja Untuk Tak Berjodoh Dengannya

Kenapa aku jadi takut jikalau anakku begitu dekat dengannya. Sementara aku tidak pernah menginginkan dia ada diantara kami. Aku hanya menganggapnya sebagai teman tak pernah lebih. Tapi dia, dia selalu berharap untuk bisa lebih dari sekedar teman. Dan kau tau, anakku seolah selalu ia jadikan alasan untuk bisa bertemu denganku, untuk bisa mengambil hatiku. Dan aku tak suka, sangat tidak suka.

Kira-kira begitulah isi pesan singkat yang aku kirimkan pada temanku nun jauh di sana. Sebenarnya bukan untuk mencari respon temanku itu, tetapi hanya sekedar untuk meluapkan isi hatiku saja. Mungkin kau bertanya dia dalam pesan singkat itu siapa? Malas sebenarnya tapi mau tak mau, ingin tak ingin aku harus cerita supaya kau tau kenapa aku sampai tak suka padanya.

Namanya Yudas, usianya mungkin tak jauh berbeda denganku, 28th, dia juga berasal dari kota yang sama denganku. Awal perkenalan tak sengaja bertemu di salah satu bumi perkemahan terdekat. Singkatnya kita mulai dekat sebagai kawan, dan kan begitu sampai kapanpun (inginku). Tapi lama kelamaan dia ungkapkan perasaannya melalui pesan singkat atau bahkan melalui statusnya di facebook (sampai sekarang aku gak berteman dengan dia di FB dan tak akan pernah). Awalnya aku juga suka sama dia hanya karena dia seorang penggiat alam tapi lama kelamaan ada yang janggal dengan beberapa sikapnya yang seolah-olah melulu membenarkan perkataanku, padahal mungkin kataku tak benar, dan aku tak suka.

Hingga suatu hari entah ada angin apa. Tiba-tiba dia mengirimkan (lagi-lagi) pesan singkat kepadaku yang berisi curhatan penyesalan atas apa yang pernah ia perbuat di masa lalu. Dan lewat pesan singkat itulah aku jadi tau siapa dia (Tuhan sayang aku), dan hal itu juga yang membuat aku semakin tak suka padanya, semakin merasa dia bukan yang terbaik untuk aku. Memang semua orang punya masa lalu, begitupun aku, bahkan mungkin aku tak lebih baik darinya. Hanya saja, bagiku ini kesalahan fatal. Jika dia tak bisa bertanggung jawab dengan “dia” lalu bukan hal yang mustahil diapun akan melakukan hal yang sama denganku bukan? Aku fikir dia akan mengubur masa lalunya dalam-dalam, karena bagiku itu aib. Tapi ternyata dia seakan-akan menganggap itu sebuah lelucon, bilamana ada kawan yang menyebut nama tempat itu, tempat yang menjadi terjadinya peristiwa yang menurutku sangat tak pantas dilakukan, dia seolah senang dan tak jarang melirik padaku seolah memberikan kode, aku hanya senyum (dipaksakan).

Saat ku tanya kenapa meninggalkannya, dia beralasan karena orang tuanya yang tak restu, karena belum bekerja dsb. Hello misterrrr....! kalau sadar belum siap kenapa lakuin itu? please deh alasannya basi...! Jika memang dia berani berbuat berani bertanggung jawab, dia bakal lakuin apapun seharusnya, yakinin orang tuanya jika anaknya dan cucunya gak akan hidup sengsara, tapi apa yang dia lakukan? Dia malah pergi menghilang...! Males bahas yang ini bikin naik darah.

Dan, jangan pernah berharap dengan dengan dekati aku, mengakrabkan diri sama anakku, dia seolah sedang menebus kesalahannya. Tuhan, jangan biarkan aku membencinya, cukup saja untuk tak berjodoh dengannya. Aamiin.

Dan kawan aku meminta padamu untuk tak mencoba memaksakan aku berjodoh dengannya. Karena aku takut bila pada akhirnya aku memutuskan untuk menjauhinya. Dan kamu, jangan bersikap berlebihan dengan seringnya mengirimkan sms, berlama-lama bermain dengan anakku atau apapun itu. Kamu sudah pernah mendapatkan jawaban atas isi hatiku, AKU HANYA MENGANGGAPMU TEMAN LEBIH (SAHABAT). Dan saat kau bertanya apa bisa naik level? aku jawab TIDAK. 

Aku berharap dia mengerti dan tak lagi memaksa. Maaf tapi inilah aku dengan segala keterbatasanku.

-Giey-
04-Sept-2014 (20:43)

Comments

Popular posts from this blog

Hhhh...

Romansa Putih Abu-Abu ( 1 )

Tarian Jemariku