Masih Dengan Doa Yang Sama

Kisah ini sepertinya akan menjadi kisah yang sangat panjang, hingga nanti Tuhan beri jawaban atas tanya yang aku tujukan padaNya.


Kemarin, aku meminta kepadanya melalui sikapku, entahlah apakah dia mengerti atau tidak. Yang aku tau, seorang lain seolah membaca tatapan mata dia kepadaku hari itu. Dan aku lagi-lagi tak ingin membahas itu dengannya panjang lebar, selalu aku alihkan kataku pada kawanku yang lain. Hingga pada waktunya, aku terpaksa mengatakan apa yang aku rasa pada anakku, dan aku tau jauh di lubuk hatinya ia mengerti hatiku.

Hari ini, aku ungkapkan rasa melalui sebaris kata yang ku tuliskan dalam akun pribadiku.
“Berhentilah berharap karena aku bukanlah untukmu.” Aku tau sampai kapanpun dia tak akan pernah tau apa yang aku tuliskan untuknya- kecuali hanya bila kita berteman di dunia maya atau jika ada dari mereka yang memberitahukan ini pada dia.
Seorang kawan lalu memberi goresan di bawahnya, ia berkata “Tuhanpun berikan kesempatan pada umatNya untuk berubah, walaupun dosa yang telah ia lakukan begitu besar. Jadi, berikanlah kesempatan kepadanya untuk bisa berubah. Masa lalu biarkan menjadi kisah masa lalunya, pun begitu dengan kisah masa lalumu. Namun, masa kini dan masa depan bisa menjadi milik kalian.”

Akupun berkata pada kawanku “ Kesempatan untuk berubah itu Tuhan yang beri bukan aku. Jika dia ingin berubah, silahkan. Tapi, berubahlah untuk dirinya bukan berubah karena untukku atau untuk siapapun, Dan satu hal yang harus kau tau (begitupun dia), hatiku tak memilihnya. Maaf...”
Ia pun terdiam menghormati tentang apa yang telah menjadi keputusanku. Dan aku harap kawanku mampu mengerti hati ku. Karena ia lah yang begitu dengan setia kawannya mencoba untuk bisa menyatukanku dengan dia. Mungkin bisa jadi yang lainpun akan dimintai dukungan dan kerjasamanya untuk bisa mewujudkan inginnya menyatukan ku dengan dia, entahlah. Tapi maaf kawan, pernah aku katakan padamu sambil memohon untuk kau tak perlu repot menjodohkanku dengannya, aku hanya menganggapnya teman tak lebih. Dan jika kau atau dia tetap memaksa, maka ijinkan aku yang pergi dari kehidupan kalian. 
Bukan berarti aku lari dari masalah. Karena menurutku, aku sudah hadapi itu berkali-kali. Dan aku tak mau meributkan hal yang itu-itu saja tanpa ada ujung pangkalnya.  


Mengertilah, bukan cinta namanya jika harus terpaksa untuk dijalani.  



-Giey-  
15.09.2014 (18:30)

Comments

Popular posts from this blog

Hhhh...

Romansa Putih Abu-Abu ( 1 )

Tarian Jemariku