Catatan Kecil dari Kisah Mereka
Kerutan diwajahnya, rambut putih
dikepalanya menandakan usianya yang tak lagi muda. Semenjak kepergian istri
tercinta, ia lebih banyak diam menyendiri, tidur dan nonton tv. Mungkin tak
lagi ada belahan jiwa yang selama ini menjadi penyemangat hidupnya. Tak jarang
ia berbicara pada diri sendiri, entah tentang apa aku tak tau. Yang aku tau ia
seperti merasa butuh teman, kesepian. Sedang ia hanya tinggal berdua dengan
anak perempuannya yang juga jarang di rumah karena bekerja atau karena hoby
barunya yang terlambat hadir, travelling dan hiking.
Aku tau dalam hati dan fikirannya dia
memendam berjuta kata yang tak ingin tak ingin ia ungkapkan pada
putra-putrinya. Ya, ia memiliki 3 orang anak. Dua anak laki-laki dan satu anak
perempuan. Aku tau ia merasa takut, terlihat dari matanya yang seolah berkata
cemburu bila melihat anak perempuannya didekati pria lain. Entah apa yang ia
takutkan, kesepiankah, atau mungkin ia takut bila anak perempuannya kembali
merasakan sakit?
Aku pernah membaca sebuah tulisan dari sang
anak perempuan “Dan aku memutuskan sampai tiba masanya nanti bapak tak lagi
merasa sepi dan sendiri.” Dan kemudian aku
membaca tulisan dari sang anak laki-laki yang merantau ke luar pulau Jawa “
Doakan aku cepat pindah ya dek.”
Rasa haru tiba-tiba merayap dalam hati ini, pengorbanan kakak dan adik demi sang bapak tercinta. Tapi, seperti ada yang janggal disini, 2 anak laki-laki dan satu anak perempuan, tulisan yang aku baca hanya milik satu anak laki-laki dan satu anak perempuan, lalu dimana anak laki-laki satu lagi?
Rasa haru tiba-tiba merayap dalam hati ini, pengorbanan kakak dan adik demi sang bapak tercinta. Tapi, seperti ada yang janggal disini, 2 anak laki-laki dan satu anak perempuan, tulisan yang aku baca hanya milik satu anak laki-laki dan satu anak perempuan, lalu dimana anak laki-laki satu lagi?
Ah sudahlah aku tak mau ambil pusing,
mungkin dia sibuk dengan kehidupannya sendiri dan atau entah dia lupa akan laki-laki renta yang
pernah berjuang untuknya. Yang aku lihat hanya 2 orang kakak-beradik yang
dengan saling mengerti tentang apa yang dimaksud sekalipun hanya melalui
tulisan di media social. Ikatan batin yang kuat, gumamku. Aku hanya bisa
menatap mereka dari kejauhan, dan berharap kelanjutan cerita yang indah yang
akan aku lihat dan aku dengar nantinya. Melihat laki-laki tua tak lagi sepi,
melihat anak laki-laki yang pulang ke kampung halaman dengan kesuksesan,
melihat anak perempuan dengan keluarga kecilnya dan melihat mereka tersenyum bahagia
bersama.
“Bahagiakanlah
ia yang kini ada bersamamu, sebelum akhirnya ia pergi meninggalkanmu tanpa
sempat kau membahagiakannya.”
-Giey-
20 Agustus 2014 (15:04)
Comments
Post a Comment